Wednesday, April 20, 2005

And here comes the day

Dan datanglah saatnya
Aku berkeras tidak mau mengantikan tempatnya di hatiku
Dan kewajiban memanggilnya seperti Dia, menyakitkan
Dan kewajiban itu untuk kebahagiaan yang lainnya
Kebahagiaan yang ditunggu setelah 22 tahun

Seperti menggantikan semua jerih payahnya selama 22 tahun
Seperti tiba-tiba menyingkirkan semua memori tentangnya
Meskipun memori tentangnya jauh dari cukup
Meskipun rasa itu juga jauh dari cukup
Tapi aku tahu sebagian perjuangannya
Melewati masa sulit
Dan bagian tersulitnya adalah
Aku mengetahuinya dari orang lain

Melewati 22 tahun tanpa pernah sekalipun...
Melihatku mengucapkan "Selamat pagi ..."
Melihatku mengucapkan "Selamat bekerja..."
Melihatku mengucapkan "Apa papa sakit?"
Melihatku mengucapkan "Apa papa baik-baik saja?"
Melihatku mengucapkan "Aku lulus dengan nilai terbaik?
Melihatku mengucapkan "I got my first period!"
Melihatku mengucapkan "Menurut papa apakah dia laki-laki yang baik buatku?"
Melihatku mengucapkan "Bolehkan aku pulang malam setelah aku 17 tahun?"

Every little thing you do...
Telepon basa-basi menanyakan kabar hampir setiap jam makan siang
Dan telepon membangunkan aku hampir setiap jam 7 pagi
Sementara Dia sudah di jalan tol... untuk bekerja

Terima kasih untuk semua hal-hal kecil
Yang membuatku merindukanmu setiap harinya
Terima kasih untuk semua kepercayaan itu
Terima kasih untuk semua tebakan-tebakan kecil
Dan anehnya selalu benar...

Dan setelah semua ini
TIDAK AKAN ADA YANG BISA MENGGANTIKANMU
Pernakah aku berkata?
"I'm a potentilla flower, not just an ordinary flower"
I love you dad...

2 Comments:

At 12:55 PM, Anonymous Anonymous said...

4 some reason i know u don't love her as much as him, it's just b'coz she force u to wear an eye liner and lipstick for that unlucky lips :p

 
At 12:57 PM, Anonymous Anonymous said...

kok wear?...use an eye liner me mean...(mimin?? item dooongg)

 

Post a Comment

<< Home